Sabtu, 08 Maret 2014

TENUN JUNTI, NASIBNYA KINI

Dari sebuah desa yang terletak antara 20 kilo meter dari pusat kota Indramayu, desa Junti kebon kecamatan Juntinyuat kabupaten Indramayu, memiliki potensi kerajinan tenun yang boleh dikatakan dalam keadaan yang kritis. selain faktor ekonimi juga kurangnya kepedulian pemerintah dalam mengembangkan kerajinan tenun yang kurang maksimal.
dulu di tiap rumah warga, selain bekerja sebagai petani warga desa junti kebon mengisi waktu untuk menenun sebagai tambahan ekonomi keluarga, hingga dalam perjalanannya tenun khas desa junti kebon mampu meguasai pasar setempat dan menjadi micro usaha, mungkin itu merupakan perkembangan ekonomi yang dirasakan oleh warga desa setempat.
dalam faktanya saat ini, peminat tenun junti dalam terapan oleh masyarakat kurang begitu memiliki gereget, hingga masyarakat banyak beralih menggunakan kain batik dari Paoman maupun dari Trusmi.
kini tenun junti hanya digunakan pada acara adat atau acara hajatan, bukan sebagai busana, akan tetapi digunakan sebagai kain untuk membawa bakul Buwuan ( beras untuk kondangan)
tenun junti hampir mirip dengan kain ulos Manado tapi dari alat tenunnya lebih menyerupai alat tenun dari Baduy.
dan dalam perkembangan era sekarang bahan baku tenun junti mulai bergeser, kini sudah jarang pengrajin tenun yang memintal kapas untuk dijadikan benang, melainkan para pengrajin lebih memilih benang jadi, karena lebih praktis.
kegigihan para pengrajin tenun untuk melestarikan budaya lokalnya masih kuat, sebab masyarakat setempat tidak mau terjebak dalam belenggu kemiskinan yang menyeret mereka,
mulai dari ulah para tengkulak yang menyebabkan mereka terlilit hutang dan akhirnya sebagian masyarakat yang masih muda tebakan para sponsor TKI ilegal dengan iming-iming bisa menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat dan bisa melunasi hutang.
bagi sebagian pengrajin kepedulian pemerintah terhadap perkembangan produksi tenun junti dirasa sangat berperan tethadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal dan pola pikirnya,. hingga dapat mengurangi minat masyarakat lokal yang masih produktif (muda) itu untuk menjadi TKI, sedangkan cacatan sosial telah menobatkan masyarakat junti merupakan suplay TKI terbesar di Indramayu bagian timur.
seperti yang diungkapkan ibu .........., " banyak para wanita muda yang menjadi TKW dan akhirnya mengalami peristiwa tragis selama mereka memjadi TKW, tetapi jika ada andil dari pemerintah, mereka yang masih produktif dapat diperkerjakan sebagai penenun yang dapat meningkatkan produksi tenun junti,"









Tidak ada komentar: